Melisa Mina, Upaya Restorasi Air Bersih, Selamatkan Generasi Mendatang

Indonesia berada dalam resiko tinggi menghadapi krisis air pada tahun 2040. Salah satu penyebabnya adalah rusaknya mata air. Faktanya, manusia bisa bertahan selama 7 hari tanpa makan, tetapi hanya 3 hari tanpa air.

Ancaman krisis air sudah ada di depan mata sebab rusaknya mata air. Bahkan, bisa jadi pada masa mendatang, harga air lebih mahal daripada harga emas.

Situasi ini menimbulkan keresahan bagi Melisa Mina dan beberapa orang temannya. Apalagi, berdasarkan data statistik, diperkirakan dalam 15 tahun ke depan Indonesia akan menghadapi krisis air bersih yang dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia.

Melisa Mina, Co-Founder Komunitas Jaga Semesta, berupaya merestorasi mata air di berbagai daerah agar dapat kembali dimanfaatkan. Ia dan teman-temannya juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah penanaman pohon sebagai solusi alami untuk meningkatkan produksi air pada mata air yang terdampak.

Krisis air bersih benar-benar ancaman yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Keberadaan air bersih yang berlimpah saat ini, jika tidak dikelola secara bijak, bisa-bisa menyebabkan kehilangan air bersih pada masa depan tidak dapat dielakkan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyebutkan bahwa masalah krisis air bersih mengintai semua negara, baik maju maupun berkembang. Oleh sebab itu isu krisis air bersih ini harus menjadi perhatian bersama seluruh negara.

Ternyata, krisis air bersih ini turut berdampak pada terjadinya krisis pangan di berbagai belahan dunia. Jadi, situasi bumi saat ini terkait krisis air bersih menjadi alarm serius bagi kita semua. Diperlukan kerja sama, berpikir bersama, dan memecahkan masalah bersama

Kabar baiknya, krisis air bersih ini bisa diminimalisasi dengan langkah restorasi. Tindakan ini dapat memulihkan, membangun kembali, atau memperbarui sesuatu ke kondisi aslinya yang sehat sehingga dapat berfungsi dan utuh. Seperti restorasi lingkungan yang dapat memulihkan ekosistem yang rusak akibat polusi, deforestasi, atau kegiatan manusia. Caranya, dengan menanam pohon, membangun lahan basah, dan mengembalikan keanekaragaman hayati.

Upaya untuk menciptakan ekosistem yang ideal untuk mata air agar krisis air bersih bisa dihindari dilakukan oleh Jaga Semesta.

Menanam bibit bambu yang mereka kumpulkan melalui komunitas sekitar. Bambu dipilih karena Dapat tumbuh dengan cepat, Menyerap air dengan baik, dan Dapat menurunkan suhu di daratan jika dalam jumlah banyak.

Edukasi dan kesadaran warga sekitar tentang pentingnya air tanpa memerlukan teknologi mahal. Melisa juga menyampaikan, meski sebenarnya ada dukungan dari Pemprov setempat, selama ini kendalanya adalah kurangnya inisiator, pemantau, diperkuat secara disiplin dari pemerintah.

Menurut data terbaru melalui laman resminya, Jaga Semesta sudah memulihkan 4 mata air dan meningkatkan debit 157 juta liter/tahun. Saat ini mereka memiliki relawan hingga 290 orang yang terdaftar, dan 147 ribu pengikut online di Instagram.

Dalam waktu satu tahun, beberapa usaha dan pencapaian Melisa Mina dan Jaga Semesta akhirnya membuahkan penghargaan. Melisa Mina terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2024 bidang lingkungan. Harapannya apresiasi ini bisa mewujudkan beberapa target merestorasi setidaknya 5 mata air di tahun 2025 dan bisa tetap konsisten membagikan cerita dan edukasinya melalui kanal YouTube.