Ketahui 5 Cara Menulis Cerita Anak Islami

Daftar Isi
Menulis cerita anak islami nyatanya masih dianggap susah oleh sebagian penulis? Sebab embel-embel islami dirasakan terlalu susah untuk digarap dalam sebuah cerita anak. Namun apakah dalam kenyataannya demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini kita tak perlu pusing dan mencari jawaban ke sana-ke mari. Cukup sediakan waktu luang, berjalanlah ke toko buku, dan lihat!

Cerita Anak Islami, Bagaimana Cara Menulisnya?


Cerita Anak Islami, Bagaimana Cara Menulisnya


Cerita anak islami bisa dikemas dalam bentuk paling sederhana. Malah, kadang saya merasakan tema yang diambil ya hanya tentang itu-itu saja. Dalam hati bisa saja berujar, ah gampang, kok menulis cerita anak islami itu. Namun tentu saja praktik dan semudah kata, tetapi bukan berarti mustahil juga, kok. Yuk ceki ceki ulasan berikut untuk menjawab pertanyaan Bagaimana cara menulis cerita anak islami?

Belajar dari banyak sumber


Poin pertama adalah belajar tidak perlu menunggu waktu dan mengkhususkan diri pada satu narasumber karena hal ini justru bisa menghambat perkembangan kepenulisan kita.

Sahabat harus membuka diri terhadap banyak sumber kepenulisan, baik gratis maupun berbayar.

Jika gratis, jangan sampai dilewatkan. Jika berbayar, harus perhatikan dengan saksama keuntungan yang diberikan penyelenggara.

Bagi saya pribadi setidaknya benefits berupa rekaman harus dipertimbangkan karena bisa jadi saat pelatihan online dilaksanakan kita sedang fokus pada kesibukan lain di dunia nyata. Memastikan para peserta akan mendapatkan recording acara setidaknya membuat kita yakin bahwa materi yang kita bayarkan akan tetap kita dapatkan meski sedang ada kesibukan.

Saya pernah punya pengalaman mengikuti kelas kepenulisan tanpa recording, alhasil saya tidak mendapatkan apa-apa, karena saat kelas diadakan saya sedang berada dalam satu rutinitas pekerjaan di dunia nyata yang tidak bisa saya tinggalkan.

Penulis cerita anak islami tentu ada banyak. Kita bisa mengetahui hal ini dari rekam jejak mereka di toko buku online dan offline, sosial media, hingga juru acara lomba menulis cerita anak islami. Ketika mereka membuka kelas cara menulis cerita anak islami, jangan sampai kelewatan untuk berpartisipasi agar mendapatkan ilmu kepenulisan yang tepat langsung dari ahlinya.

Menambah referensi dan Quran dan Hadis


Karena kita sedang belajar cara menulis cerita anak islami, referensi dan Quran dan Hadis tidak boleh kita lupakan. Mungkin kita bisa mendapatkannya dari laman mesin pencari. Namun tentu saja yang diakui validitasnya adalah Quran dan Hadis. Banyak lo penulis yang mengangkat cerita dari Quran dan Hadis ini yang penjualannya bukunya Masyaallah. Bisa mendapatkan royalti berkali-kali dalam jumlah melebihi ekspektasi. Itu artinya, penjualan buku seperti ini tidak akan pernah sepi peminat.

Quran dan hadis adalah sumber referensi terbaik. Bisa jadi kita mendapatkan satu hal dari laman mesin pencari., lalu segeralah untuk merujuk hal tersebut agar apa yang kita sampaikan tidak salah. Apalagi ini adalah buku berbasis pengetahuan agama dan ditujukan kepada pembaca cilik.

Transfer ilmu yang kita lakukan harus benar karena hal ini akan berakibat fatal jika tidak dilakukan dengan serius. Menjadi penulis cerita anak islami yang baik harus benar-benar secara matang memikirkan nilai kebaikan apa yang akan ditransfer melalui cerita anak yang kita hasilkan.

Membaca karya penulis senior

tips sukses menulis cerita anak islami


Jika saya mengikuti webinar kepenulisan, hal yang selalu diutarakan sang mentor adalah banyak membaca. Ini memang powerful, sahabat karena memang penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Ini merupakan satu privilege karena pembaca yang baik tidak selalu penulis yang baik.

Membaca karya penulis senior ini pun nggak harus membeli buku secara fisik, kok. Sekarang banyak sekali aplikasi online yang memanjakan para pecinta buku. Kita dapat membaca buku secara gratis. Ada juga aplikasi baca berbayar. Jangan khawatir karena proses pembelian buku di aplikasi seperti ini sangat mudah, kok. Tak hanya transfer bank, tetapi juga e-wallet.

Salah stau aplikasi baca gratis adalah iPusnas. Aplikasi ini bisa dijalankan di android dan laptop. Jadi, sobat tidak akan mendapat kesulitan saat mengakses aplikasi ini.

Membaca berita


Salah satu kebiasaan yang berhasil diturunkan almarhum papa terkait literasi adalah membaca koran. Sampai hari ini meski keberadaan koran sudah amat sangat jarang, saya tetap membelinya, terutama pada hari libur karena ada halaman hiburan.

Namun begitu kita tidak perlu khawatir karena saat ini koran sudah tersedia dalam bentuk e-paper. Membaca koran saya akui bisa menambah ide dalam menulis cerita anak islami. Apalagi koran selalu menampilkan berita terbaru yang sangat bisa kita tuangkan dalam bentuk cerita anak.

Bila kita menganggap tema tersebut terlalu berat, tem tersebut bisa kok kita oleh secara lebih sederhana. Misalnya, masa-masa pemilu, kita bisa menuliskan cerita anak bagaimana adab dalam memberikan pendapat. Bicara tentang adab pastinya kita bicara tentang akhlak yang sangat bisa dituliskan dalam cerita anak.

Menulis cerita anak islami nggak semenakutkan itu, kok. Yuk, lanjut baca ke Ikut Tantangan Menulis, Apa Saja Manfaatnya? Jangan takut salah karena kesalahan itu bisa diminimalisir dengan keinginan untuk terus belajar. Semangat selalu, ya! (*)
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com

10 komentar

Comment Author Avatar
26 Maret 2024 pukul 12.33 Hapus
Memang tidak berat dan menakutkan membuat cerita anak itu, apalagi yang Islami, tapi memang butuh sentuhan-sentuhan khusus tangan yang memang telaten di bidang ini. Butuh ramuan bahasa-bahasa sederhana yang bisa diselami oleh pembaca usia anak-anak, dan bagi saya itu PR banget.. hehe, alasan.. dasar aku :)
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 09.59 Hapus
Saya pribadi belum bisa menulis cerita anak Islami, tapi suka baca cerita anak Islami. Memang butuh latihan ya mbak untuk bisa menulis cerita anak Islami
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 10.23 Hapus
aku tertarik untuk menulis cerita anak, sekalian mengaplikasikan ilmu yang dulu pernah di dapat. Tapi, merasa fakir ilmu, karena takut ini itu dan butuh waktu yang cukup panjajng karena harus fokus , begitu kan mbak ? barangkali mindsetku ini yang salah , hhe
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 10.23 Hapus
Jadi semangat lagi nih untuk menulis cerita anak, jujurly sempat down lo aku karena berasa mati ide, susah sekali untuk memuali menulis, mau coba tips-tipsnya Kak, terima kasih ya
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 10.30 Hapus
Keren mbak. Aku padamu pokoknya. Selain sibuk di dunia nyata, masih aktif ngeblog dan nulis cernak. Aku salut banget. Btw, aku baru tahu kalau ipusnas bisa pakai laptop juga, kupikir cuma via ponsel doank. Auto nyobain.
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 12.54 Hapus
Aku jadi pengen belajar nulis cernak, kayaknya lebih susah dari nulis cerpen biasa, ya. Tapi baca ini jadi sedikit ada gambaraan.
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 20.44 Hapus
Saya ingin sekali mencoba menulis cerita anak islami ini Kak Nia...kayaknya mau belajar mencoba deh setwlah baca artikel ini.
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 21.32 Hapus
Jadi semangat buat kembali menulis deh setelah baca tips menulis dr mbak
Comment Author Avatar
Han
27 Maret 2024 pukul 21.46 Hapus
Membaca karya penulis lain itu juga jadi hal yang wajib dilakukan sih kalo mau nulis buku hihi.. apalagi buku aanak, wajib riset ke buku2 lainnya
Comment Author Avatar
27 Maret 2024 pukul 21.52 Hapus
Cukup sulit ya, nulis cerita yang sederhana agar bisa dimengerti anak2 plus balutan islami. Tapi kalau pas ada ide sih enak-enak aja nulisnya.