Berikut 4 Pesan Moral dari Cerita Pendek Islami

Daftar Isi
Halo, penulis cerita anak yang selalu bersemangat menimba ilmu dalam berbagai kesempatan. Apakah masih semangat menulis cerita anak setelah jejak pertama di bidang tulisan ini? Jika jawabannya masih, tentu saja tidak boleh terpaku pada cerita anak saja. Boleh, dong, kita melangkah lebih jauh lagi, yakni menulis cerita anak islami.

Dalam sebuah tulisan yang ditujukan untuk anak, memang setiap tulisan hendaknya berhasil mengemas pesan moral yang ingin disampaikan pada para pembaca cerita anak. Nah, bagaimana, sih, pesan moral dari cerita pendek islami itu? Yuk kita ikuti ulasan selengkapnya!

Sifat yang akan kita bahas pada artikel kali ini adalah sifat baik yang dimiliki oleh Rasulullah saw. Tentunya sebagai muslim kita meyakini bahwa Rasulullah adalah budi pekerti yang baik.


pesan moral cerita anak islami


Dilansir dari Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berikut empat sifat Rasulullah saw. yang harus diajarkan pada anak sejak usia dini:

1. Shiddiq/Kejujuran


Jujur adalah sikap menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta. Dalam banyak kisah, Rasulullah saw berhasil menunjukkan bahwa ia tidak hanya bersikap jujur kepada sahabatnya, tetapi juga musuhnya.

Perihal kejujuran harus mampu dikemas seorang penulis cerita anak dalam naskahnya. Apalagi dampak dari ketidakjujuran bisa menimbulkan kebohongan selanjutnya. Membiasakan diri bersifat jujur akan membentuk karakter anak yang tidak mudah goyah saat harus berhadapan dengan situasi yang memungkinkannya untuk berbohong. Anak tersebut akan mendapatkan tameng sehingga senantiasa terjaga.

2. Amanah/Dapat Dipercaya


Seseorang yang memiliki sifat amanah akan melaksanakan suatu urusan dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

Rasulullah saw sendiri sangat menjaga seluruh amanah yang diembankan padanya. Dalam kisah-kisah heroik beliau, dapat disaksikan bahwa meskipun taruhan nyawa, jiwa, dan raga harus dikorbankan, tetapi beliau tetap mengerahkan seluruh kemampuan untuk memperoleh kemenangan.

Anak yang memiliki sifat amanah akan membuat dirinya senantiasa terjaga saat ingin melakukan satu keburukan. Misalnya, seorang anak yang diminta untuk menyampaikan satu pesan.

Anak yang amanah akan menyampaikan pesan tersebut kepada orang yang berhak. Hal ini berlaku sebaliknya bagi anak yang khianat.

3. Tabligh/Menyampaikan


Tabligh artinya menyampaikan, yaitu sifat wajib Nabi menyampaikan seluruh ajaran yang diterima dari Allah SWT. ajaran tersebut berupa wahyu kepada umat manusia agar menjadi pedoman hidup.

Rasulullah SAW menyampaikan seluruh ajaran yang diterimanya dari Allah swt sehingga umat manusia mempunyai pedoman dalam kehidupannya.

Anak yang dibiasakan untuk memiliki sifat tabligh, diharapkan akan terbentuk sikap positif berupa menyampaikan apa yang menjadi hak seseorang, meskipun saat itu anak memiliki peluang untuk menyembunyikan dan mengambil keuntungan.

Misalkan dalam satu kasus ada anak yang diminta ibu untuk menyampaikan uang SPP. Anak yang berhasil dalam penerapan sifat tabligh tidak akan berani menyelewengkan uang yang seharusnya diberikan pada orang yang berhak.

4. Fathonah/Cerdas

sifat wajib rasulullah



Sifat fathanah merupakan sifat yang harus dimiliki. Seperti Rasulullah SAW yang dikenal sebagai seorang yang cerdas, pandai, arif dan bijaksana.

Dalam proses pengambilan keputusan selalu didasari dengan pertimbangan dan pemikiran matang.

Orangtua dan pengajar dapat mendampingi dan memfasilitasi berbagai kebutuhan penunjang belajar.

Mengapa penanaman pesan moral dari cerita pendek islami ini begitu penting? Sebab, anak yang dibiasakan dengan sifat baik sejak dini akan meresap dalam ingatan sehingga akan terus terpatri hingga ia dewasa kelak.

Kesalahan yang bisa saja terjadi saat proses transfer pesan moral ini tentu saja bisa terjadi, ya. Apalagi kita berasal dari beragam suku dan budaya. Kesalahan yang umum terjadi adalah ketika seorang penulis menjejali pembaca dengan nasihat yang sungguh terlalu.

Anak tersebut tentu telah berhadapan dengan banyak nasihat sepanjang hari itu. Apabila kita lantas datang dan menawarkan nasihat juga, bisa dibayangkan apa yang mungkin terjadi pada anak? Bisa jadi ia memutuskan untuk tidak melanjutkan bacaan sehingga hilanglah satu peluang kita untuk mentransfer energi kebaikan padanya melalui cerita anak.

Kesalahan lainnya adalah terpaku pada satu sifat baik. Misalnya di antara keempat sifat tersebut kita kita kesulitan menggunakan salah satunya karena keempatnya beririsan. Jadi tidak ada salahnya memasukkan lebih dari satu sifat baik tersebut untuk kemudian kita kemas dalam bentuk cerita anak yang menarik.

Menulis cerita anak islami memang harus memasukkan pesan ke dalam cerita. Masukkanlah pesan moral tersebut dengan lembut agar anak tidak merasa asing dan meninggalkan cerita kita.

Keempat sifat di atas adalah dasar yang bisa menghasilkan banyak cerita anak islami dengan penambahan unsur pesan moral yang juga tidak bersifat tunggal.

Seorang penulis cerita anak yang baik tidak akan cepat berputus asa. Meski ia harus berlelah-lelah riset tidak hanya berdasarkan unsur duniawi.

Apakah sobat pernah menulis cerita anak islami? Apakah kesan yang sobat dapatkan ketika menuliskan cerita tersebut? (*)
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com

Posting Komentar